Pernahkah kalian berfikir bahwa hidup kita di bumi ini pada suatu saat nanti tidak akan senyaman ini? Pernahkah kalian berfikir apa yang harus kita lakukan ketika terjadi bencana maha dasyat yang meluluhlantakan daerah-daerah di permukaan bumi??? Pastinya kalian yang berfikiran classic jaman pertengahan (alias kuno) akan menjawab dengan santai “mati ya mati, semua itu takdir Tuhan yang Maha Esa.....” Bukankah kita dapat menentukan takdir kita sendiri? Setidaknya kita berusaha menghindar dari mati, toh Tuhan memerintahkan umatnya untuk berusaha.
Langsung aja deh ke inti permasalahannya, ketika saya menulis artikel ini kebetulan beberapa hari yang lalu terjadi bencana berturut-turut di negara saya (gunung meletus, banjir bandang, dan tsunami). Dilihat dari sumber datangnya bencana, hanya banjir bandang yang memang ‘bisa’ disebabkan oleh aktivitas hidup manusia, sedangkan yang lainnya berasal dari alam atau bumi itu sendiri. Kalau kita amati dalam dekade terakhir sedikitnya ada 4 bencana besar alami di Indonesia yaitu Tsunami Aceh, Tsunami Nias, Tsunami Mentawai dan Meletusnya Gunung Merapi. Berdasarkan fakta lapangan lebih dari 100 ribu penduduk terbunuh dalam bencana itu. Belum lagi jumlah kerugian secara materil.
Masalah lain yang sangat penting dibahas adalah kerusakan lapisan ozon yang terjadi di atmosfer bumi. Bayangkan saja, setiap keluarga khusunya di negara maju memiliki pendingin ruangan yang notabene menggunakan zat freon (atau apalah namanya, saya bukan ahli kimia... saya hanya seorang siswa biasa...) yang merupakan salah satu penyumbang kerusakan ozon terbesar. Belum lagi jika kita memasukan almari es, parfum atau zat spray, kendaraan berbahan bakar fosil, dan semua kemajuan peradaban manusia yang dapat merusak ozon dalam list kita.
Kependudukan di bumi... masalah ini juga merupakan masalah yang cukup penting. Ledakan penduduk di berbagai negara menuntut perluasan lahan pemukiman, dan dengan sendirinya lahan pertanian dan hutan sebagai landasan pentig aspek kehidupan akan tergusur.
Melihat berbagai aspek yang saya pertimbangkan diatas, saya selalu berangan-angan pada suatu hari nanti umat manusia dapat menjelajah antariksa untuk membetuk ‘KOLONI’ baru manusia di sebuah planet yang memang layak dihuni. Saya berpendapat, di dunia ini ada berjuta2 planet layak huni yang sama sekali belum ada yang diketahui oleh kita kecuali Bumi. Bayangkanlah, kita berada di sistem bintang matahari yang merupakan bagian dari sistem perbintangan, dan sistem perbintangan kita (bimasakti) masuk dalam anggota sebuah gugusan galaksi, dan gugusan galaksi kita adalah satu dari beribu2 ggusan yang ada di dunia...
Kita lanjutkan bahasan kita. Seperti uraian saya diatas, memang banyak planet yang layak huni di jagad ini. Ya...planet yang memang layak dihuni dan dapat menopang kehidupan... tapi masalahnya, planet yang dapat menopang kehidupan sudah pasti memiliki penduduk asli/native yang tinggal didalamnya. Kita tidak mungkin akan menjajahnya, karena sebagai mahluk yang sudah cukup beradab kita tahu bagaimana bersikap baik terhadap mahluk lain. Salah satu solusi yang dapat kita lakukan untuk mengantisipasi hal ini adalah dengan membumikan sebuah planet dengan ciri khusus yang dinilai dapat ‘dibuat terrarium’ sebagai tempat tinggal manusia. Menurut saya ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dari sebuah planet untuk dapat dibumikan yaitu :
• Planet memiliki cadangan air di kutubnya (dalam bentuk padatan atau cairan)
• Planet memiliki gaya gravitasi untuk mengikat atmosfer
• Planet terbuat dari bahan Bumi – maksudnya tersusun atas tanah bukan gas seperti jupiter
• Tidak memiliki bencana global di dalamnya
• Suhu tidak teralu panas atau dingin
Dari hal yang saya sebutkan diatas, planet tetangga kita yaitu Mars memiliki aspek tersebut. Penelitian tentang Mars baru-baru ini mengungkapkan ditemukannya es di kutub Mars serta adanya kelembaban di Mars yang berarti adanya indikasi tersedianya air walaupun tidak banyak. Dari segi lainnya, kandungan susunan planet ini cukup memadahi untuk menjadikannya planet koloni manusia pertama di Jagad ini. Dari banyak kelebihan tersebut ada kelemahan di Planet ini yaitu atmosfernya yang begitu tipis sehingga tidak kuat untuk menahan gas yang ada di Planet .
Setidaknya untuk saat sekarang ini kita memiliki mimpi membangun koloni manusia di luar Bumi, dan mungkin Mars yang akan menjadi sasaran utamanya.
Baiklah kita lanjutkan ke pokok bahasan kita. Untuk mengatasi masalah diatas kita mampu melakukan pembumian bagi Mars. Memang sulit dan belum diuji secara akurat oleh ahli, namun setidaknya hipotesis patut diajukan untuk berbagai masalah untuk mengatasi masalah terebut. Menurut saya hal-hal ang peru dilakukan atau tahap-tahap yang harus dilakukan untuk membumikan Mars yaitu (tulisan saya tentang tahap2 ini terpengaruh oleh tulisan orang lain di Internet, namun ada beberapa perbedaannya)
Membuat atmosfer buatan terlebih dahulu, dalam hal ini perlu dikaji kekuatan gravitasi supaya mampu menahan atmosfer agar tidak menguap ke luar Planet. Setelah itu kita kita buat atmosfer buatan dengan cara reaksi kimia agar air yang ada di Mars berubah menjadi O2. Caranya yaitu membuat panel-panel cermin yang memantulkan cahaya matahari yang berfungsi menguapkan air yang ada di permukaan Mars, namun dalam tahap ini lebih kita khususkan di daerah kutub yang mengndung es agar menguap. Disini reaksi kimia H2O menjdi H2 dan O2 berperan sangat penting daam meningkatkan kandungan atmosfer. Sebelumnya kita harus tahu bahwa Mars kaya akan CO2 dan gas2 efek rumah kaca lainnya... menurut saya ini hal yang dapat kita manfaatkan. Kita lanjutkan... kemudian setelah atmosfer O2 tipis terbentuk, kita dapat membuat sebuah botanical garden yang fungsinya mengubah CO2 yang ada di Mars menjadi O2 melalui fotosintesis. Oh ya, tanaman yang dibawa ke Mars pada tahap awal cukup tanaman semak yang pendek dan dapat tumbuh di keadaan kering karena ketersediaan O2 pada mulanya akan sangat tipis dan ketersediaan air juga tidak terlalu banyak. Contoh tanaman yang saya pilih yaitu alang-alang dan lidah mertua, karena tumbuhan alang-alang dapat tumbuh liar dimana saja dan tidak membutukkan banyak air, sedangkan lidah mertua saya gunakn karena kata Ibu saya lidah mertua dapat membersihkan udara dari asap rokok yang notabene merupakan salah satu gas penyumbang gas efek umah kaca.
Trasfer air dari bumi dan pembentukan cuaca, pada mulanya area seluas kota kita buat menyerupai hutan hujan tropis. Untuk mewujudkan planning seperti ini pastinya kita butuh pasokan air dari bumi bukan? Saya sarankan pada tahap awal cukup sedikit saja air yang dibawa dari bumi, tujuannya yaitu air tersebut hanya sebagai pemicu tumbuhnya tanaman keras di Mars seperti pohon jambu. Jadi proses kerjanya, setelah tanaman jambu 1 tersebut tumbuh mereka menyerap air dari tanah Mars yang telah basah oleh air dari bumi. Sebagian air dari bumi ada yang menguap membentuk awan hujan di Mars. Hujan tersebut membasahi sebuah daerah yang juga kita akan tanami pohon jambu 2. Didaerah pohon jambu 2 air hasil penguapan daun membentuk awan hujan dan hujan jatuh di daerah pohon jambu 3, dan begitulah prosesnya sampai akhirnya hujan menetes di daerah pohon jambu 1. Proses ini merupakan proses yang paling lama dan tingkat kegagaan palig tinggi karena membutuhkan pengamatan akurat mengenai angin yang bertiup di Mars (pengamatan angin ini seperti proses angin muson di Indonesia yang membawa perubahan musim, jadi proses yang saya maksud sama denga proses angin muson). Hasil dari tahap ini adalah adanya sutu proses alamiah sebuah siklus cuaca di Mars.
Persiapan kedatangan umat manusia, pada tahap ini proses alamiah telah terjadi di Mars. Proses alamaiah ini buka sebuah rantai makanan namun sebuah rantai cuaca dan keteraturan lingkungan. Untuk persiapan kedatangan manusia itu sendiri, banyak hal yang perlu kita siapkan. Diataranya yaitu pembuatan masker secara besar2an, karena atmosfer di Mars yang tidak terlalu baik bagi bangsa animalia. Pernahkah anda melihat film layar ebar Avatar, ??? mungkin begitulah kehidupan kita di Mars. Selain itu kita juga harus mempersiapkan tempat tinggal bagi manusia.
Jika boleh saya memperkirakan waktu pembumian sebuah planet, paling cepat berlangsung selama 500 tahun jika tidak ada kendala yang berarti dan saya rasa mimpi menuju ke arah sana akan segera saya wujudkan... hahaha... itu cita-cita saya untuk menjadi pendiri koloni umat manusia di sebuah Planet, jika bukan pendiri setidaknya saya menjadi perintis koloni tersebut.
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ARTTIKEL SAYA...
2 komentar:
kantep.aq ikot donk dalam pembumian mars
Bagus memang manusia disuruh berfikir
Posting Komentar